Bubble adalah istilah dalam properti yang artinya adalah "gelembung" atau kenaikan nilai value yang tidak wajar ditinjau dari konversi harga pasar yang berlaku saat itu di suatu kawasan tertentu. Nilai atau value memang berbeda-beda untuk karakteristik dan spesifikasi yang berbeda walaupun dalam satu kawasan yang sama.
Penambahan nilai infrastruktur dan fasilitas internal dari sebuah properti dapat mempengaruhi nilainya. Namun kenaikan value atau nilainya itu apakah berpengaruh besar atau tidak ditinjau dari beberapa indikator seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan suku bunga pinjaman bank. Hal lain yang menjadi indikator adalah tingkat kebutuhan (demand) dan daya beli masyarakat untuk segmen pasar yang berbeda. Dengan kata lain bubble properti adalah kondisi kenaikan harga properti yang naik tidak terkendali, pada akhirnya stagnan dan cenderung jenuh permintaan akibat daya beli berkurang.
Berbeda dengan bubble, Gain Value adalah suatu kondisi kenaikan harga properti yang masih terkendali dan dalam batas kewajaran (lihat Faktor Penyebab Kenaikan Nilai Properti), tidak terlalu mempengaruhi permintaan. Hal ini ditandai dengan masih terpenuhinya permintaan sesuai dengan ketersediaan.
Kondisi di Indonesia saat ini permintaan terhadap properti atau rumah cenderung semakin meningkat dan semakin terus meningkat mengingat masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. Sebagian besar masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri ini umumnya berpenghasilan menengah ke bawah. Jika harga properti saat ini meningkat bukan lah berarti terjadi bubble (gelembung harga properti). Kenaikan ini bukan termasuk bubble tetapi lebih tepat disebut Gain Value atau Kenaikan Nilai properti akibat kenaikan nilai tanah dan kenaikan nilai material termasuk juga kenaikan biaya pengurusan perizinan dan lain-lain sebab sejenis. Adalah salah kaprah bila menganggap kondisi di Indonesia sama halnya dengan yang terjadi diluar negeri. Di Indonesia masih terlalu banyak demand. Kebalikan dari yang terjadi dibeberapa negara. Penyebab terjadinya bubble dikarenakan rendahnya permintaan (demand) dibandingkan ketersediaan (stock) yang berlebihan dari kebutuhan. Umumnya diluar negeri unit properti dibangun dahulu kemudian dipasarkan. Apa yang terjadi bila unit yang tersedia jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah kebutuhan?
Di Indonesia kondisi properti masih sangat baik. Kredit yang disalurkan untuk perumahan semakin sehat dan meningkat. Tanpa harus mengkhawatirkan terjadinya kelebihan stock seperti diluar negeri. Karena di Indonesia ada jenis kredit yang disalurkan perbankan khusus kepada konsumen untuk membantu membeli rumah dalam kondisi rumah belum dibangun, kredit ini lebih populer dengan istilah KPR Indent. Inilah salah satu penyebab kuatnya dan sehatnya kondisi properti di Indonesia. Untuk itu sangat lah pantas kita beri apresiasi terhadap pemerintah di sektor perbankan atas kebijakan KPR Indent selama ini sehingga kondisi properti Indonesia menjadi yang paling stabil di Asean bahkan se Asia saat ini.
Adalah wajar bila nilai properti meningkat dari waktu ke waktu. Adalah wajar juga jika terjadi pergeseran kemampuan beli masyarakat terhadap properti di lokasi-lokasi tertentu yang nilainya semakin tinggi. Ini bukanlah berarti daya beli masyarakat yang berkurang, tetapi masyarakat dalam segmen ini haruslah dibantu menyediakan kebutuhannya dilokasi-lokasi lain yang lebih terjangkau. Adalah hal wajar jika para pengembang membuka perumahan baru di lokasi yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang berada di segmen pasar yang sangat besar ini. Tentu saja bukan didalam kota, mungkin lebih baik dipinggiran kota atau daerah-daerah kabupaten terdekat dari kota dimaksud. Mungkin ini solusi yang tepat untuk menjawab kondisi saat ini.
Kondisi di Indonesia saat ini permintaan terhadap properti atau rumah cenderung semakin meningkat dan semakin terus meningkat mengingat masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. Sebagian besar masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri ini umumnya berpenghasilan menengah ke bawah. Jika harga properti saat ini meningkat bukan lah berarti terjadi bubble (gelembung harga properti). Kenaikan ini bukan termasuk bubble tetapi lebih tepat disebut Gain Value atau Kenaikan Nilai properti akibat kenaikan nilai tanah dan kenaikan nilai material termasuk juga kenaikan biaya pengurusan perizinan dan lain-lain sebab sejenis. Adalah salah kaprah bila menganggap kondisi di Indonesia sama halnya dengan yang terjadi diluar negeri. Di Indonesia masih terlalu banyak demand. Kebalikan dari yang terjadi dibeberapa negara. Penyebab terjadinya bubble dikarenakan rendahnya permintaan (demand) dibandingkan ketersediaan (stock) yang berlebihan dari kebutuhan. Umumnya diluar negeri unit properti dibangun dahulu kemudian dipasarkan. Apa yang terjadi bila unit yang tersedia jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah kebutuhan?
Di Indonesia kondisi properti masih sangat baik. Kredit yang disalurkan untuk perumahan semakin sehat dan meningkat. Tanpa harus mengkhawatirkan terjadinya kelebihan stock seperti diluar negeri. Karena di Indonesia ada jenis kredit yang disalurkan perbankan khusus kepada konsumen untuk membantu membeli rumah dalam kondisi rumah belum dibangun, kredit ini lebih populer dengan istilah KPR Indent. Inilah salah satu penyebab kuatnya dan sehatnya kondisi properti di Indonesia. Untuk itu sangat lah pantas kita beri apresiasi terhadap pemerintah di sektor perbankan atas kebijakan KPR Indent selama ini sehingga kondisi properti Indonesia menjadi yang paling stabil di Asean bahkan se Asia saat ini.
Adalah wajar bila nilai properti meningkat dari waktu ke waktu. Adalah wajar juga jika terjadi pergeseran kemampuan beli masyarakat terhadap properti di lokasi-lokasi tertentu yang nilainya semakin tinggi. Ini bukanlah berarti daya beli masyarakat yang berkurang, tetapi masyarakat dalam segmen ini haruslah dibantu menyediakan kebutuhannya dilokasi-lokasi lain yang lebih terjangkau. Adalah hal wajar jika para pengembang membuka perumahan baru di lokasi yang lebih terjangkau bagi masyarakat yang berada di segmen pasar yang sangat besar ini. Tentu saja bukan didalam kota, mungkin lebih baik dipinggiran kota atau daerah-daerah kabupaten terdekat dari kota dimaksud. Mungkin ini solusi yang tepat untuk menjawab kondisi saat ini.